Goa Istana;
Tempat Semedi Bung Karno Sering Jadi Jujugan Politisi dan Pejabat Sebetulnya ada banyak goa di dalam areal Taman Nasional Alas Purwo.Yang terdatar sekitar 40 goa. Namun hanya lima goa
yang paling sering dikunjungi dan dikenal masyarakat luas.
Yaitu goa Istana, Padepokan, Mayangkoro, Mangleng, dan Kucur. Selain karena lokasinya yang mudah
dijangkau, keempat goa ini diyakini memiliki nilai mistis. Bahkan, mantan Presiden Soekarno, konon, pernah
menjadikan goa ini sebagai tempat semedi. Dibanding goa-goa lain, goa Istana lebih
mudah dijangkau. Letaknya sekitar 67 km dari arah Kota Banyuwangi.
Di kalangan warga sekitar, goa Istana dikenal sebagai goa yang menyimpan sejumlah benda dan cerita mistis. Orang yang datang ke goa ini setiap harinya mencapai 100-300 orang. Jumlah itu
semakin banyak jika mendekati tanggal 1 Suro pada kalender Jawa.
Tujuan pengunjung macam-macam. Tapi, rata-rata, selain ngalab berkah agar tujuannya
tercapai, para pengunjung yang datang ada juga untuk mencari benda pusaka
seperti keris, batu delima, dan sebagainya.
Salah satu benda pusaka yang paling dicari adalah keris Jalak Tilamsari. Pusaka sepanjang 30 cm tanpa lekukan ini, dulunya diyakini dibuat oleh Empu Andajasangkala pada tahun 1186 (Jawa). Sayang, hingga
kini, tak seorang pun mengetahui keberadaan keris itu.
Ada cerita mistis dari masyarakat yang masih mempercayai klenik. Siapa yang bertapa di goa ini, dan dalam mimpinya didatangi seorang ratu, maka keinginannya bakal terkabul. Pamor dari cerita itu makin
naik tatkala Bung Karno disebut-sebut sering bersemedi di goa itu.
Mungkin karena cerita itu, banyak pejabat, politisi, bahkan kalangan militer sering datang ke
tempat ini. Umumnya, orang orang besar yang datang ke goa ini berharap agar jabatan yang diembannya
tetap langgeng atau bahkan bisa terus naik.
Calon-calon politikus juga sering datang ke tempat ini menjelang pemilu. Setiap hari, ruangan dalam goa Istana ini dipenuhi asap dupa yang dibakar para pertapa untuk melengkapi ritualnya. Bagi
pengunjung yang pernah datang, kepulan asap dupa tebal yang memenuhi lorong
utama goa bukanlah pemandangan aneh dan menyeramkan lagi.
Sejak ditemukan puluhan tahun lalu, gua ini diyakini sebagai tempat sakral dan lokasi terakhir bagi
seseorang yang ingin mengasah dan melengkapi 'ilmu' yang mereka dapatkan
selama lelaku. Untuk mencapai goa ini, pengunjung harus melewati jalan setapak membelah hutan
bambu sejauh 1,5 km dari arah Pancur. Bagi wisatawan, pergi ke goa ini sebaiknya
jangan dilakukan pada saat musim hujan seperti sekarang ini. Karena jalan yang dilalui berubah sangat licin.
Sumber: dari berbagai sumber